Aku berpusing,melenting bersama angin.
sepi menindih dan menyeret sebagian tubuhku menuju arus.
begitu deras bayanganmu,
terbaca dari sudut bibir yang dingin.
hingga kurasakan gigil di setiap sumsum tulangku.
dan angin,basah,terus melecuti wajahku yang mulai pecah.
ngalirkan darah dari luka dan rindu yang menjadi satu.
kuingin tahu,dalam sebiji sawi ingatanmu,
pernahkah suatu malam kau merindukanku?
Semua diam, dan tak lagi saling kata
Hanya rindu
Namu tlah beku dalam bisu
Tentang kesepian,
aku terperangkap dlm gelap
Daun-daun pun
Basah oleh embun
Aku mulai kesal
Mengutuk waktu, yg tak kunjung berputar
Aku mulai tak sabar
Menanti fajar kan bersinar….
Tidak ada komentar:
Posting Komentar