Kewirausahaan (Entrepreneurship) berasal dari bahasa Perancis: Perantara
Kewirausahaan adalah proses penciptaan sesuatu yang berbeda nilainya dengan menggunakan usaha dan waktu yang diperlukan, memikul resiko finansial, psikologi dan sosial yang menyertainya, serta menerima balas jasa moneter dan kepuasan pribadi
Tiga jenis perilaku:
1. Memulai inisiatif
2. Mengorganisasi dan mereorganisasi mekanisme sosial/ekonomi untuk merubah sumber daya dan situasi dengan cara praktis
3. Diterimanya resiko dan kegagalan
Wirausahawan adalah orang yang merubah nilai sumber daya, tenaga kerja, bahan dan faktor produksi lainnya menjadi lebih besar daripada sebelumnya dan juga orang yang melakukan perubahan, inovasi dan cara-cara baru
Kewirausahaan Dalam Perspektif Sejarah
- Muncul pertama kali di Inggris pada akhir abad 18
- Diawali dengan penemuan-penemuan baru seperti mesin uap, mesin pemintal dll
- Tujuan utama mereka adalah pertumbuhan dan perluasan organisasi melalui inovasi dan kreativitas. Jadi keuntungan dan kekayaan bukan tujuan utama
Karakteristik Wirausaha Menurut Mc. Clelland:
1. Keinginan untuk berprestasi
Penggerak psikologis utama yang memotivasi wirausahawan adalah kebutuhan untuk berprestasi, yang biasanya diidentifikasikan sebagai n Ach. Kebutuhan ini didefinisikan sebagai keinginan atau dorongan dalam diri orang yang memotivasi perilaku ke arah pencapaian tujuan. Pencapaian tujuan merupakan tantangan bagi kompetensi individu.
2. Keinginan untuk bertanggung jawab
Wirausahawan menginginkan tanggung jawab pribadi bagi pencapaian tujuan. Mereka memilih menggunakan sumber daya sendiri dengan cara bekerja sendiri untuk mencapai tujuan dan bertanggung jawab sendiri terhadap hasil yang dicapai. Akan tetapi, mereka akan melakukannya secara kelompok sepanjang mereka bisa secara pribadi mempengaruhi hasil-hasil.
3. Preferensi kepada resiko-resiko menengah
Wirausahawan bukanlah penjudi. Mereka memilih menetapkan tujuan-tujuan yang membutuhkan tingkat kinerja yang tinggi, suatu tingkatan yang mereka percaya akan menuntut usaha keras, tetapi yang dipercaya bisa mereka penuhi.
4. Persepsi kepada kemungkinan berhasil
Keyakinan pada kemampuan untuk mencapai keberhasilan adalah kualitas kepribadian wirausahawan yang penting. Mereka mempelajari fakta-fakta yang dikumpulkan, dan menilainya. Ketika semua fakta tidak sepenuhnya tersedia, mereka berpaling pada sikap percaya diri mereka yang tinggi, dan melanjutkan tugas-tugas tersebut.
5. Rangsangan oleh umpan balik
Wirausahawan ingin mengetahui bagaimana hal yang mereka kerjakan, apakah umpan balik yang mereka dapatkan baik, atau buruk. Mereka dirangsang untuk mencapai hasil kerja yang lebih tinggi dengan mempelajari seberapa efektif usaha mereka.
6. Aktivitas energik
Wirausahawan menunjukkan energy yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan orang rata-rata. Mereka bersifat aktif dan mobile, dan mempunyai proporsi waktu yang besar dalam mengerjakan tugas dengan cara baru. Mereka sangat menyadari perjalanan waktu. Kesadaran ini merangsang mereka untuk terlibat secara mendalam pada kerja yang mereka lakukan.
7. Orientasi ke masa depan
Wirausahawan melakukan perencanaan dan berpikir ke depan. Mereka mencari dan mengantisipasi kemungkinan yang terjadi jauh di masa depan.
8. Keterampilan dalam pengorganisasian
Wirausahawan menunjukkan keterampilan dalam mengorganisasi kerja dan orang-orang dalam mencapai tujuan. Mereka sangat obyektif di dalam memilih individu-individu untuk tugas tertentu. Mereka akan memilih yang ahli dan bukan teman agar pekerjaan bisa dilakukan dengan efisien.
9. Sikap terhadap uang
Keuntungan finansial adalah nomor 2 (dua) dibandingkan arti penting dari prestasi kerja mereka. Mereka hanya memandang uang sebagai lambing kongkrit dari tercapainya tujuan, dan sebagai pembuktian bagi kompetensi mereka.
Inovasi adalah kunci penting seorang wirausahawan.
Penentuan Potensi Kewirausahaan
Di bawah ini hal-hal yang bisa memberikan potensi bagi kewirausahaan:
(karakteristik wirausahawan yang sukses dengan n Ach tinggi)
• Kemampuan inovatif
Inovasi memerlukan pencarian kesempatan baru. Hal tersebut berarti perbaikan barang dan/atau jasa yang ada, menciptakan barang dan/atau jasa yang baru, atau mengkombinasikan unsur-unsur produksi yang ada dengan cara baru dan lebih baik.
• Toleransi terhadap kemenduaan (ambiguity)
Ini berarti kemampuan untuk berhubungan dengan hal yang tidak terstruktur dan tidak bisa diprediksi. Karakteristik ini berkaitan erat dengan proses inovatif. Inovasi berasal dari kreatifitas yang ada, yang memerlukan perbaikan kondisi yang ada, bergantung pada kemampuan seseorang, dan secara total terserap dalam proses. Orang-orang yang kreatif mempunyai kemampuan untuk membangun struktur dari situasi yang tidak terbentuk.
• Keinginan untuk berprestasi
Keinginan untuk berprestasi (n Ach) adalah tanda-tanda penting dari dorongan kewirausahaan. Hal ini menandai para pemiliknya sebagai orang yang tidak mengenal menyerah di dalam mencapai tujuan yang telah mereka tetapkan sendiri.
• Kemampuan perencanaan realistis
Menetapkan tujuan yang menantang dan bisa diterapkan adala tanda dari perencanaan realistis. Tujuan ditetapkan sesuai dengan n Ach dari wirausahawan tersebut.
• Kepemimpinan terorientasi kepada tujuan
Wirausaha membutuhkan aktivitas yang mempunyai tujuan. n Ach yang tinggi memotivasi mereka untuk mengarahkan tenaga mereka, dan rekan kerja, serta bawahan mereka ke arah tujuan yang ditetapkan. Semua usaha dalam organisasi dipusatkan untuk mencapai tujuan utama organisasi tersebut.
• Obyektivitas
Wirausahawan harus obyektif dalam megarahkan pemikiran dan aktivitas kewirausahaannya dengan cara pragmatis. Wirusahawan mengumpulkan fakta-fakta yang ada, mempelajarinya, dan menentukan arah tindakan dengan cara-cara praktis. Jika tidak ada fakta-fakta yang memadai untuk mendefinisikan situasi sepenuhnya, mereka meneruskan pekerjaan dengan rasa percaya pada kemampuan mereka di dalam mengatasi kendala yang tidak bisa diramalkan terlebih dahulu.
• Tanggung jawab pribadi
Wirausahawan memikul tanggung jawab pribadi, mereka menetapkan tujuan sendiri, dan memutuskan bagaimana mencapai tujuan tersebut dengan kemampuan mereka sendiri.
• Kemampuan beradaptasi
Para wirausahawan mampu beradaptasi menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungan. Ketika wirausahawan terhambat oleh kondisi yang berbeda dari apa yang mereka harapkan, mereka tidak menyerah, melainkan menilai situasi secara obyektif, merumuskan rencana-rencana baru yang dipercaya akan efektif pada lingkungan baru tersebut, dan mengaktifkannya. Hal ini merupakan tantangan yang harus dihadapi oleh wirausahawan.
• Kemampuan sebagai pengorganisasi dan administrator
Wirausahawan mempunyai kemampuan mengorganisasi dan administrasi dalam mengidentifikasi dan mengelompokkan orang-orang berbakat untuk mencapai tujuan. Mereka menghargai kompetensi dan akan memilih para spesialis untuk mengerjakan tugas dengan efisien. Mereka cenderung tidak bekerja baik dalam hal-hal rutin, dan akan melakukan pekerjaan dengan baik jika meninggalkan rutinitas kepada orang lain. Kekuatan mereka sebagai administrator terletak pada kemampuan mereka melihat ke depan dan mengantisipasi kemungkinan masa depan.
Orientasi Eksternal dan Internal
Keingintahuan dan minat pada apa yang terjadi di dunia merangsang orientasi Eksternal
Orientasi internal merangsang penggunaan sumber daya – sumber daya pribadi untuk mengidentifikasi peluang venture baru.
Orientasi Eksternal didapat dari :
1. Konsumen
Wirausahawan harus selalu memperhatikan apa yang menjadi keinginan konsumen, atau memberi kesempatan kepada konsumen untuk mengungkapkan pendapat dan keinginan mereka.
2. Perusahaan yang sudah ada
Wirausahawan harus selalu memperhatikan dan mengevaluasi produk dan/atau jasa yang ditawarkan oleh perusahaan yang sudah ada, dan kemudian mencari cara untuk memperbaiki penawaran yang sudah ada, sehingga bisa membentuk ventura baru.
3. Saluran distribusi
Saluran distribusi juga merupakan sumber gagasan baru yang sangat baik karena kedekatan mereka dengan kebutuhan pasar.
4. Pemerintah
Pemerintah juga merupakan sumber pengembangan gagasan baru dengan 2 (dua) cara. Cara yang pertama yaitu melalui dokumen hak-hak paten yang memungkinkan pengembangan sejumlah produk baru. Sedangkan, cara yang kedua yaitu melalui pengaturan pemerintah kepada dunia bisnis yang bisa memungkinkan munculnya gagasan produk baru, misalnya peraturan keselamatan kerja memungkinkan munculnya usaha yang dipusatkan pada produk-produk keselamatan kerja.
5. Penelitian dan Pengembangan
Penelitian dan pengembangan sering menghasilkan gagasan produk baru atau perbaikan produk yang sudah ada.
Orientasi Internal didapat dari :
Tiga tahap penggunaan sumber daya – sumber daya internal yaitu :
1. Analisa konsep hingga bisa terdefinisi dengan jelas, termasuk penguraian masalah yang perlu dipecahkan
2. Penggunaan daya ingat untuk menemukan kesamaan dan unsur-unsur yang nampaknya berhubungan dengan konsep dan masalah-masalahnya
1. Rekombinasi unsur-unsur tersebut dengan cara baru dan bermanfaat untuk memecahkan masalah-masalah dan membuat konsep dasar bisa dipraktekkan
Proses inovasi :
1. Wirausahawan melihat adanya kebutuhan
2. Mengumpulkan data dan mendefinisikan konsep-konsep
3. Menguraikan masalah-masalah
4. Menggunakan daya ingat untuk mencari kesamaan
5. Menemukan kesamaan dan gagasan yang berhubungan
6. Melihat bagaimana menggabungkan kesamaan dan gagasan yang berhubungan
7. Mencari pemecahan sementara
8. Meneliti pemecahan dengan hati-hati
9. Bergerak terus jika semuanya baik
1. Mencapai keberhasilan
Sumber Gagasan Bagi Produk dan Jasa Baru :
Ø Kebutuhan akan sumber penemuan
Penemuan atau inovasi berasal dari persepsi kebutuhan yang jelas yang ingin dipenuhi. Terdapat banyak contoh barang dan/atau jasa yang telah dikembangkan dari persepsi demikian itu. Barang dan/atau jasa tersebut berkisar dari mulai yang sederhana hingga yang rumit, dari yang mahal hingga yang murah. Contohnya adala inovasi metode irigasi yang telah dikembangkan di daerah-daerah dimana air langka, mahal, dan agak bergaram. Metode irigasi inimenggunakan peralatan yang akan meneteskan air ke permukaan tanah dekat tanaman dimana hal ini akan menghemat air. Wirausahawan bisa memulai usaha baru dengan memproduksi peralatan penetes air untuk irigasi tersebut.
Ø Hobi atau kesenangan pribadi
Hobi atau minat pribadi adakalanya bisa mendorong bisnis baru. Misalnya, kesenangan membuat roti akan bisa memunculkan peluang usaha baru. Dengan mengembangkan roti yang mempunyai rasa yang khas yang disukai oleh orang lain, seseorang bisa mendirikan usaha pembuatan roti tersebut.
Ø Mengamati kecenderungan-kecenderungan
Kecenderungan dan kebiasaan dalam bidang mode mode merupakan sumber gagasan untuk melakukan venture baru. Banyak peluang yang terlihat oleh para pengamat mendorongnya untuk mengerjakan sesuatu yang baru pada saat yang tepat. Berdirinya usaha-usaha butik, perancangan mode pakaian (misalnya, di Cihampelas) merupakan salah satu contoh dari pemanfaatan peluang usaha baru melalui pengamatan kecenderungan dalam bidang mode.
Ø Mengamati kekurangan-kekurangan produk dan jasa yang ada
Lahan yang subur bagi gagasan barang dan/atau jasa baru terletak pada pengamatan kekurangan pada barang dan/atau jasa yang ada. Pendekatan ini ditujukan untuk memperbaiki kinerja atau menambah keunggulan yang diperlukan. Pengembangan kunci anti maling untuk mobil merupakan peluang usaha baru dengan memanfaatkan kelemahan dan kekurangan yang ada pada kunci biasa yang mudah dirusak oleh para pencuri.
Ø Mengapa tidak terdapat…?
Peluang usaha baru adakalanya dating di dalam menjawab pertanyaan “Mengapa tidak terdapat…?” Sebagai contoh, tidak adanya penghapus tinta merupakan peluang mendirikan usaha baru yang disebabkan tidak adanya alat untuk menghapus tinta.
Ø Kegunaan lain dari barang-barang biasa
Banyak produk komersil berasal dari penerapan barang-barang biasa untuk kegunaan lain yang bukan kegunaan yang dimaksudkan dari barang itu. Barang tersebut berkisar dari perubahan karakter dan kegunaan dari barang akhir hingga pengembangan penerapan baru pada barang yang tidak terpakai. Pengembangan shampoo 2 in 1 merupakan penambahan kondisioner pada shampoo yang sudah ada, sehingga kita tidak perlu lagi membeli kondisioner untuk merapikan rambut.
Ø Pemanfaat produk dari perusahaan lain
Banyak perusahaan baru yang terbentuk sebagai perusahaan yang memanfaatkan produk dari perusahaan yang sudah ada. Misalnya, seorang pegawai pengetik dari suatu perusahaan berusaha mendapatkan tambahan pennghasilan dengan mengetik skripsi, laporan, dan lain-lain di rumahnya di malam hari dan di hari minggu. Beberapa pemberi order merasa puas dengan hasil kerjanya, sehingga mereka menjadi konsumen tetap. Ketika usahanya berkembang dan penghasilannya melebihi penghasilan yang ia dapatkan di kantor, pengetik tersebut semakin terlibat dalam pekerjaan di rumahnya, sehingga ia memutuskan untuk mengembangkan usahanya sendiri dengan membuka biro pengetikan.
Produk Yang Sesuai Untuk Perusahaan Kecil
Berikut ini beberapa hal yang harus diperhatikan oleh perusahaan kecil untuk penciptaan suatu produk :
• Untuk pemilihan produk, perusahaan harus memperhatikan pada sumber daya uang, tenaga kerja dan fasilitas yang dimiliki
Perusahaan kecil baru menghadapi kendala tertentu yang mempersempit pilihan produk. Perusahaan harus menyesuaikan produk dan prosesnya pada sumber daya uang, tenaga kerja, dan fasilitas yang terbatas. Jika tidak, perusahaan tidak akan bisa bertahan dalam menghadapi fase permulaan dan pertumbuhan awal.
• Pemilihan segmen pasar yang memungkinkan
Perusahaan kecil hendaknya memilih segmen pasar yang memungkinkannya munggunakan ukuran perusahaan yang semaksimal mungkin. Strategi ini akan bisa menghindarkan perusahaan tersebut dari persaingan.
• Untuk produk atau proses yang disuplai kepada perusahaan lain hendaknya sangat kecil volumenya sehingga tidak menarik minat para pelanggannya untuk memproduksinya sendiri
Untuk produk atau proses yang disuplai kepada perusahaan lain hendaknya sangat kecil volumenya, sehingga tidak menarik minat para pelanggannya untuk memproduksi sendiri. Jika produk atau proses yang ditawarkan memerlukan peralatan khusus atau keterampilan khusus yang dimiliki oleh perusahaan itu, kecil kemungkinan munculnya pesaing baru.
• Tingginya nilai tambah. Keuntungan harus lebih besar dari biaya
Karakteristik lain dari produk atau proses yang harus dicari oleh perusahaan adalah tingginya nilai tambah. Agar menguntungkan, keuntungan penjualan harus lebih besar dari biaya-biayanya. Biaya-biaya tersebut termasuk biaya tenaga kerja, biaya bahan, biaya produksi, biaya pemasaran, dan biaya administrasi. Alasan pendirian usaha kecil adalah untuk menambah sebanyak mungkin nilai pada produk atau proses melalui penerapan kemampuan khusus.
Cara lain melihat pada konsep ini adalah apa yang dikatakan oleh Peter F. Drucker sebagai nilai yang disumbangkan (contributed value). Nilai yang disumbangkan mengukur perbedaan antara pendapatan kotor yang diterima oleh perusahaan bagi penjualan produk dan/atau jasa, dan apa yang dikeluarkan untuk bahan mentah ditambah jasa-jasa yang harus dibayar. Nilai yang disumbangkan mengukur efektifitas usaha total organisasi di dalam mengubah keahliannya menjadi laba. Nilai tersebut memperhitungkan semua biaya-biaya usaha dan balas jasa kotor yang diterima dari usaha tersebut. Semakin kecil biaya bahan dan semakin tinggi keterampilan yang diterapkan untuk menambah nilai bahan mentah tersebut, semakin besar kemungkinan diperolehnya laba. Tujuan dari perusahaan kecil karenanya adalah untuk mengembangkan tingkat keterampilan tertinggi yang bisa diterapkan pada bahan dengan tujuan meningkatkan nilai yang disumbangkan pada produk dan/atau jasa yang dijualnya.
• Rentang waktu yang diperlukan untuk penyelesaian produk atau proses
Pertimbangan penting lainnya dari usaha kecil adalah rentang waktu yang diperlukan untuk penyelesaian produk atau proses. Perusahaan kecil hendaknya mencari produk atau proyek yang bisa ditangani dengan baik dalam kapasitas finansial mereka. Proyek yang lama, menuntut aliran kas untuk pembayaran gaji, bahan, dan jasa. Perusahaan kecil bisa melihat aliran kasnya mengering jika tidak hati-hati di dalam menjamin aliran masuk uang dari penjualan dengan dasar akuntansi. Banyak perusahaan kecil yang menjadi bangkrut karena kurangnya aliran kas. Bahaya yang harus dihindari adalah mengeringnya sumber daya likuid dari perusahaan pada proyek yang hasilnya baru bisa dinikmati di masa depan.
Penetapan Kelayakan Usaha Baru
Banyak dana telah dikeluarkan didalam memulai usaha baru dan juga yang mengalami kebangkrutan dalam satu atau dua tahun. Salah satu faktor yang menyebabkan kegagalan usaha baru adalah kendali wirausahawan
Alasan utama kegagalan usaha baru adalah :
1. Pengetahuan pasar yang tidak memadai
Kelemahan ini termasuk juga kurangnya informasi mengenai potensi permintaan untuk produk, ukuran pasar sekarang dan masa yang akan datang, pangsa pasar yang bisa diharapkan secara realistis, dan metode distribusi yang memadai.
2. Kinerja produk yang salah
Seringkali produk baru tidak berfungsi seperti yang disebutkan . Hal ini disebabkan terlalu cepatnya pengembangan produksi dan uji coba produk, atau kendali mutu yang tidak memadai.
3. Usaha pemasaran dan penjualan yang tidak efektif
Hasil yang buruk sering menunjukkan usaha promosi yang salah dan tidak memadai, dan kurangnya kemampuan memecahkan masalah yang ada dalam penjualan, pelayanan, atau kedekatan pasar.
4. Tidak disadarinya tekanan persaingan
Usaha baru sering gagal karena wirausahawan tidak memperhitungkan reaksi yang mungkin dilakukan pesaing, seperti potongan harga yang tinggi, dan diskon khusus kepada pengecer.
5. Keusangan produk yang terlalu cepat
Daur hidup dari produk baru cenderung menjadi semakin pendek; pada banyak industri, kemajuan teknologi demikian cepat sehingga produk baru cepat menjadi using sesudah ia diluncurkan.
6. Waktu memulai usaha baru yang tidak tepat
Pemilihan waktu yang salah untuk meluncurkan usaha baru sering menyebabkan kegagalan komersial. Produk baru mungkin diperkenalkan sebelum adanya keinginan riil pasar dan teknologi baru, atau produk tersebut mungkin terlambat diperkenalkan di pasar, ketika minat dari konsumen mulai menurun.
7. Kapitalisasi yang tidak memadai, pengeluaran operasi yang tidak diprediksi, investasi yang berlebih-lebihan pada asset tetap, dan kesulitan keuangan yang berkaitan
Masalah finansial tersebut merupakan salah satu penyebab kegagalan usaha baru.
Analisa Kelayakan Teknis
Dua langkah penting didalam proses analisa kelayakan teknis:
1. Identifikasi spesifikasi teknis penting
2. Uji coba produk atau jasa untuk menemukan apakah ia memenuhi spesifikasi kinerja
Identifikasi spesifikasi teknis penting
Persyaratan teknis yang paling penting adalah :
q Disain fungsional dari produk dan daya tarik penampilannya
q Fleksibilitas, memungkinkan adanya modifikasi ciri luar dari produk untuk memenuhi permintaan konsumen atau perubahan teknologi dan persaingan
q Daya tahan bahan baku produk
q Bisa diandalkan
q Keamanan produk
q Daya guna yang bisa diterima
q Kemudahan dan biaya pemeliharaan yang rendah
q Standarisasi melalui dihilangkannya suku cadang yang tidak perlu
q Kemudahan untuk diproduksi, dan diproses
q Kemudahan untuk ditangani
Pengembangan dan Uji Coba Produk
Pengembangan dan uji coba produk termasuk juga studi rekayasa, uji laboratorium, evaluasi bahan baku alternatif, dan fabrikasi model dan prototip untuk uji lapangan. Untuk setiap tahap pengujian hasil negatif dan positif harus ditimbang dan dilakukan penyesuaian yang perlu.
Penilaian Peluang-Peluang Pasar
Tujuan dari pemasaran adalah memenuhi permintaan pelanggan.
Riset Pasar adalah pengumpulan, pencatatan dan analisis secara sistematis, atas informasi yang berkaitan dengan pemasaran dan jasa.
Riset pasar dapat membantu :
1. Menemukan pasar yang menguntungkan
2. Memilih produk yang dapat dijual
3. Menentukan perubahan dalam perilaku konsumen
4. Meningkatkan teknik-teknik pemasaran yang lebih baik
5. Merencanakan sasaran yang realistik
Tiga aspek utama bagi riset pasar adalah :
1. Penelitian potensi pasar dan identifikasi pelanggan (pemakai) potensial
2. Analisa seberapa besar perusahaan baru tersebut bisa memanfaatkan potensi pasar
3. Penentuan peluang nyata pasar dan resiko-resiko melalui uji coba pasar